Posts

Showing posts from January, 2021

Politik Etis,Pers Membawa Kemajuan dan Kebangkitan Nasionalisme

Image
  Politik Etis,Pers Membawa Kemajuan dan Kebangkitan Nasionalisme. Politik etis atau politik balas budi adalah suatu gagasan yang menyatakan bahwa pemerintah kolonial memegang tanggung jawab moral bagi kesejahteraan pribumi. Balas budi dipandang sebagai hal yang harus ditunaikan karena telah sekian waktu lamanya Belanda memperoleh keuntungan dari tanah Hindia Belanda sedangkan rakyat pribumi boleh dikatakan menderita kesengsaraan, salah satunya adalah akibat adanya tanam paksa. Politik etis terlahir karena ada perselisihan paham yang melatarbelakanginya. Ada konflik antara golongan humanis dan golongan liberal di parlemen Belanda. Conrad Theodor Van Deventer lah yang menjadi salah satu pelopor dari diberlakukannya politik etis. Van Deventer adalah seorang ahli hukum. Melalui tulisan berjudul “Een eereschuld” (hutang kehormatan) yang dipublikasikan di koran De Gids pada tahun 1899, Van Deventer seolah menampar keras-keras pipi Belanda yang telah sekian waktu lamanya menghisap kekaya

Pers Membawa Kemajuan.

Image
  Pers Membawa Kemajuan. Dalam sejarah perkembangannya pers Indonesia tidak bisa dilepaskan dari situasi masyarakat kolonial pada waktu itu. Munculnya pers di Indonesia bermula dari perkembangan sejarah pers Belanda sampai akhir abad ke-19 di Hindia Belanda. Kemudian menginjak awal abad ke-20 adalah sebuah awal pencerahan bagi perkembangan pergerakan di Indonesia yang ditandai dengan munculnya koran. Pada awal abad ke-20, para priyayi baru menuangkan gagasannya melalui pers (media cetak) mengenai isu-isu perubahan. Pers merupakan sarana berpartisipasi dalam gerakan emansipasi, kemajuan dan pergerakan nasional. Pada dekade itu ditandai dengan jumlah penerbitan surat kabar berbahasa Melayu yang mengalami peningkatan. Orang-orang pertama yang aktif dalam dunia pers saat itu adalah orang Indo seperti H.C.O. Clockener Brousson dari Bintang Hindia, E.F Wigger dari Bintang Baru, dan G. Francis dari Pemberitaan Betawi. Dalam perkembangan kemudian kaum bumiputra juga mengambil bagian. Penerbit