DAMPAK KOLONIALISME DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN
Materi 3
DAMPAK KOLONIALISME DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN
Bentuk karya sastra seperti cerpen,
esai, dan yang lain, sejatinya, merupakan peninggalan “tidak langsung” dari
zaman pemerintah kolonial Belanda. Pada tahun 1659, Belanda membuat surat kabar
pertama yang diberi nama Bataviasch Courant. Surat
kabar ini lah yang akhirnya menjadi wadah kita untuk berekspresi secara
tulisan. Baik untuk membagi berita, hingga penyebaran agama kristen. Secara
tidak langsung juga, kehidupan sosial budaya kita terpengaruh olehnya.
Nah, kamu mau tahu nggak apa saja
dampak terhadap Indonesia di bidang lain? Yuk kita bahas satu per
satu.
BIDANG POLITIK
Disadari atau tidak, bentuk pemerintahan kita sekarang juga
merupakan “warisan” dari pemerintahan kolonial Belanda. Zaman
dahulu, sistem kepemimpinan kita bersifat pamong praja. Jabatan
yang sifatnya turun-temurun dan upetinya didapat dari rakyat. Artinya, kalau
kamu baru bisa menjadi "penguasa" kalau kamu keturunan raja. Kalau
tidak, ya tidak.
Daendels dan Raffles kemudian mengubahnya menjadi pemerintahan
modern. Bupati dijadikan pegawai negeri dan digaji. Bagi mereka, bupati adalah
alat kekuasaan. Ya, baik Belanda maupun Inggris melakukan intervensi terhadap
kerajaan. Alhasil, elit kerajaan kurang leluasa dalam pergerakan politik.
Imperialisme dan kolonialisme yang pernah mendera Indonesia juga
mengakibatkan hal lain: aktivitas pemerintahan berpusat di jawa. Hal ini
akhirnya terbawa sampai sekarang. Meskipun saat ini kita sudah melakukan
desentralisasi, tapi tetap terasa bahwa wilayah Jawa seakan adalah pusat
pemerintahan.
Tentu, saat pemerintah kolonial Belanda menguasai Indonesia, tidak
sedikit perlawanan yang menghadang. Salah satunya adalah perlawanan ciamik
lewat dunia politik.
BIDANG SOSIAL BUDAYA
Sayangnya, kedatangan kolonial memperburuk sosial budaya kita.
Adanya Belanda membuat kita terbiasa hidup dalam kotak-kotak masyarakat.
Mereka, dengan sengaja membuat kasta antargolongan. Buat
mereka, bangsa eropa adalah yang tertinggi. Disusul Asia, Timur Jauh, dan,
kasta terendah adalah kaum pribumi.
Tidak hanya itu, penindasan dan pemerasan secara kejam juga
terjadi. Upacara adat di istana-istana kerajaan dihilangkan. Merka menggantinya
dengan tradisi pemerintahan Belanda.
Kebiasaan pemerintah Kolonial menggunakan bahasa Belanda, di sisi
lain, membawa pengaruh tersendiri. Sedikit banyak kita punya bahasa serapan
yang berasal dari bahasa Belanda. Kantor yang berasal dari kata “Kantoor”. Dan
koran yang berasal dari kata “krant”.
Pengaruh lain dari Belanda ada pada karya sastra kita. Belanda
yang memperkenalkan surat kabar pada tahun 1659 tentu membantu dalam penyebaran
informasi. Bahkan, penyebaran Katolik dan Protestan juga dapat ditemui dari
koran.
BIDANG EKONOMI
Karena tujuan Belanda di Indonesia untuk mencari rempah-rempah,
mereka harus membuat infrastruktur untuk mengangkut pasokan bahan
makanan. Makanya, mereka punya andil dalam pembuatan
pembangunan rel kereta dan jalan raya. Bahkan mereka juga
membangun waduk dan saluran irigasi. Selain itu, mereka juga membangun industri
pertambahan dengan membuka kilang minyak bumi di Tarakan, Kalimantan Timur.
Oke, mungkin paragraf di atas membuat kamu merasa kalau “Belanda itu baik”
karena membangun infrastruktur dan perekonomian kita. Tapi, satu hal yang perlu
diingat adalah, cara mereka memperlakukan rakyat kita. Kebijakan tanam paksa
dan ekonomi liberal yang mereka bentuk membuat rakyat Indonesia dipaksa menjadi
penghasil bahan mentah aja. Alhasil, kita tidak punya jiwa
“Entrepreneur”. Lha, wong disuruh menanam pala
terus. Yah, monopoli dagang yang dibuat VOC juga membuat perdagangan
Nusantara di kancah internasional jadi mundur. Karena
kita cuman tahu bikin bahan mentah, tapi tidak tahu cara mengolah lebih lanjut.
BIDANG PENDIDIKAN
Di bidang pendidikan, Pemerintah Kolonial berhasil memanfaatkan
rakyat kita untuk dijadikan pegawai administrasi yang terdidik, terampil, tapi
dihargai murah. Secara pendidikan formal, Belanda menyusun
kurikulum pengajarannya sendiri sampai abad ke-19. Makanya, ada kecenderungan
politik dan kebudayaan yang dimasukkan melalui pendidikan. Masalahnya, akses
untuk pendidikan ini dibatasi oleh mereka. Belanda lagi-lagi membuat sekat dan
kasta. Karena mereka takut kalau rakyat kita terlalu pintar, kita bisa bersatu
untuk menggulingkan kekuasaan mereka. Makanya, hanya orang-orang
"berada" yang bisa masuk. Seperti keturunan raja, bangsawan, dan
pengusaha kaya. Lama-kelamaan, hal ini membuat sebagian kalangan menjadi geram.
Alhasil, mulai bermunculan akademisi yang mementingkan pendidikan di Indonesia.
Mulai dari bedirinya Budi Utomo. Masuknya pendiidikan berbasis agama seperti
Muhammadiyah. Dan, tentu saja, lewat bapak pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara.
Gimana, Squad, ternyata cukup banyak ya dampak imperialisme dan kolonialisme
terhadap bangsa indonesia. Baik di bidang politik, sosial budaya, ekonomi, dan
pendidikan. Meskipun terkesan banyak yang negatif, tetapi keberadaan mereka
memicu semangat kita untuk tetap maju di bidang-bidang tadi.
Dampak Positif Kolonialisme
Berikut beberapa dampak positif kolonialisme, diantaranya yaitu:
·
Mendapat kata serapan baru dari negara yang menjajah.
·
Terdapat beberapa bangunan yang merupakan bentuk peninggalan
dari negara yang pernah menjajah berupa sarana dan prasarana seperti pabrik
gula, jalan raya, benteng dan lain sebagainya.
·
Adanya reformasi dalam bidang pendidikan lokal yang disebabkan
adanya interaksi antara sarjana Belanda yang tidak memiliki kepentingan dengan
penjajahan.
·
Meninggalkan peraturan perundang-undangan.
·
Munculnya pemikiran baru mengenai cara menanam tumbuhan yang
lebih modern.
Dampak Negatif Kolonialisme
Berikut beberapa dampak negatif kolonialisme, diantaranya yaitu:
·
Mengakibatkan penderitaan psikis dan kesengsaraan fisik.
·
Adanya pengambilan hak penduduk secara paksa.
·
Hilangnya harta benda dan jiwa akibat adanya paksaan untuk
bekerja dan menyerahkan harta.
·
Perampasan kekayaan sumber daya alam terutama sumber daya alam
yang berupa rempah-rempah.
·
Munculnya kemerosotan dalam bidang sosial ekonomi, politik dan
bidang lainnya.
Sumber bacaan : LK
Sejarah Indonesia XI hal 14-15
Tugas Uji Pengetahuan
1 dan 2 hal 15 dan 16
Comments
Post a Comment